Sabtu, 25 Juni 2016

ADAB MASUK MASJID SESUAI SYARI'AH

Rekan dan Rekanita tercinta... ngepost lagi...
edisi bulan Ramadhan....
bagi Ilmu dan Bagi Pedoman yang shahih....

ada 10 PEKERTI/ADAB ketika kita masuk masjid berdasarkan kitab NASHOIHUL 'IBAD.

1. Berhati-hatilah dalam memakai terompah/sendal agar tidak terkena najis. dan ketika melepas terompah/sendal, lepaslah yang kiri dahulu baru yang kanan. dahulukanlah kaki kanan saat memasuki masjid.

2. Ketika memasuki masjid berdo'alah (Allohummaghfirlii waftahlii abwaaba rohmatik)



3. Mengucap salam atas ahli masjid (orang yang ada di dalam masjid). jika tidak terdapat orang di dalam masjid maka ucapkanlah     (Assalamu'alayna wa'alaa 'ibaadillaahis shoolihiin)

4. Bacalah 2 Kalimah syahadat

5. Jangan berjalan melewati orang yang sedang melaksanakan sholat (melewati tempat sujudnya). harus melewati melebihi area orang yang sedang melaksanakan sholat

6. jangan melakukan pekerjaan dunia, seperti menjual atau membeli barang di dalam masjid

7. jangan berbicara perkara yang tidak perlu (kalam dunya)

8. sholatlah sunnah 2 rokaat setelah kamu masuk masjid (sebelum duduk). seperti sholat sunnah thowaf dan sholat tahiyyatul masjid

9.  jika tidak mengerjakan sholat (sholat sunnah tahiyyatul masjid) di dalam masjid (tidak memiliki wudhu) maka bacalah (subhanalloh walhamdulillah walaa ilaaha illalloh wallohu akbar)

10. sebelum kamu berdiri (berpindah tempat) / keluar dari masjid. maka bacalah
(Subhaanakallohumma wabihamdik, asyhaduallaa ilaahaillaa anta astaghfiruka waatuubu ilayk)

 dikutip dari Maqolah nomor 20 pada Bab 10 kitab Nashooihul 'Ibad

NB: Dawuhe Yai "Mari kita kembali pada kajian kitab kuning (kitab lawas). bukan pada kitab elektronik seperti mbah google".

Sabtu, 14 Mei 2016

EVALUASI PILKADA DAN BEDAH BUKU MERAJUT KEMELUT

 
      Surabaya, 11/4 (Jendela) - Wartawan juga bisa menulis buku lo, jadi jangan khawatir dengan profesi sebagai kuli tinta. Dibuktikan oleh salah satu wartawan Antara Biro Jatim, Abdul Hakim yang sukses menulis buku tentang pilkada dengan tokoh utama nya Walikota Surabaya Tri Rismaharini, Senin.

     Beberapa kisah Ibu Walikota yang berhasil di dua periode ini memberikan contoh figur seorang pemimpin idaman untuk masyarakat Indonesia selain Bapak Presiden kita, Joko Widodo. Dijelaskan di gedung FISIP UNAIR Surabaya oleh Sekjen PDIP, Harto Kristiyanto. 

     Ibu Risma yang digambarkan dalam buku Merajut Kemelut ini disampaikan sosok yang pemimpin formal yang dekat dengan rakyatnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa Bu Risma adalah orang yang didukung seluruh fraksi partai sebagai Walikota Surabaya.

     Ibu sekaligus Ayah untuk Kota Surabaya yang menjadi panutan untuk daerah lain, entah nantinya akan melenggang atau tidak untuk Indonesia di DKI Jakarta, tapi Bu Risma adalah figur yang harus ditaati dengan ketegasannya dan kemandiriannya dalam menghadapi segala kemelut yang ada untuk menjadi Kota kedua di Indonesia sebagai Kota Kehidupan yang nyaman untuk disinggahi setiap orang.

    


 Cak Hakim dan Cak Didik sebagai penulis buku Merajut Kemelut mengaku menjadi orang yang terhormat karena diizinkan untuk menulis sosok nomor satu di Kota Surabaya.






     Dengan inilah, jelas sudah bahwa bergelut di Politik harus siap bergelut juga dengan kemelutnya. Sedikit cerita yang semoga bisa menginspirasi pembaca untuk mejadi Abdul Hakim selanjutnya. Dengan kumpulan berita-berita dari figur negara mampu dijadikan karya yang menyumbang banyak di dunia pendidikan di Indonesia. Ayo Menulis :)

Selasa, 12 April 2016

ZAWAWI IMRON : BUKAN KARYA SASTRA TAPI RASA SASTRA

Surabaya, 12/4 (Unitomo) - Sastra seperti hal nya sebuah fenomena yang ditulis langsung oleh pewarta informasi dengan panduan majas dan beberapa klenik kata dengan aroma khas surga dunia. Nah, sastra pun perlu diperhatikan oleh banyak kalangan masa kini, karena sastra mampu mengubah sesuatu yang biasa menjadi bermakna.

Anak muda adalah tumpuan untuk menjadi sastrawan-sastrawan baru Indonesia. Yang perlu dicatat adalah jadinya seorang sastrawan muda harus dengan hati yang bersih. Koordinasi antara hati nurani dan hati liar nafsu terhadap kepentingan-kepentingan.

Adanya setiap memo sastra dari seorang sastrawan muda dilandasi dengan jiwa nasionalisme, mengangkat budaya lokal dan menjadikan modernitas menjadi sesuatu yang menarik untuk bisa dinikmati banyak orang di seluruh Indonesia.

Mata air Indonesia telah menjadi darah, buah dan sayur Indonesia telah menjadi daging, susu dari hewan ternak Indonesia telah menjadi tulang, tanah Indonesia telah menjadi tempat bersujud dan udara Indonesia telah menjadi nafas bagi tubuh ini.
Ketika sastra yang menggambarkan tentang keindahan dari mata maka akan tercipta kesejukan di dalam jiwa. Maka tegaslah jiwa ini harus bersih dalam setiap untaian kata untuk mampu menceritakan sebuah peristiwa dari pandangan mata melalui jiwa dan dirangkum dalam tinta-tinta penuh makna.

Peribahasa yang terkandung dalam sastra mampu bercerita tentang megahnya Indonesia dan mampu menjadi bom waktu untuk menghancurkan Nusantara.

 Mari anak muda mulai berkarya untuk menjadikan dunia melihat melalui jendela bahasa tentang kemegahan Indonesia, ajak Zawawi Imron.

Minggu, 10 April 2016

Sambung Dulur, Outbond Bersama Rekan Rekanita Kota Malang

Wooyy... Ketemu lagi bersama Rekan Rekanita NUsantara. Kali ini PC IPNU IPPNU Kota Kediri berkunjung ke Kota Malang, kota yang padat penduduk dan sejuk udaranya.

Berangkat dengan tergesa-gesa karena waktu yang sudah menunjukkan pukul 12.50. Berangkat dengan kecepatan penuh, kami berangkat, dengan tujuan tidak terlambat hadir di acara Rekan Rekanita Unisma. Acaranya lomba-lomba dan seminar Aswaja. Hujan turun begitu deras, yang mengharuskan kami untuk berteduh, karena ada rombongan yang tidak bawa jaz hujan/mantel. Eits..oya lupa, kami berangkat dengan 5 motor dengan jumlah personil 9 orang, 4 rekan 5 rekanita. Karena kondisi jalan yang licin, akibatnya kami melanjutkan perjalanan dengan pelan-pelan.

Jam menunjukkan pukul 15.45, kami telah sampai di parkiran depan gedung C kampus UNISMA. Kami langsung ke masjid terlebih dahulu untuk bersih diri dan sholat. Dan ternyata acaranya sudah selesai. Kami pun ngobrol dengan mereka yang sudah menantikan hadirnya kami.

Singkat obrolan di serambi masjid, Rekan Rekanita Kota Malang mengajak kami untuk ikut acara OutBond. Tempatnya tidak jauh dari UNISMA.

Sekitar perjalanan selama 15 menit, kami sampai di tempat tujuan. Sedikit terkejut, sambil "ndomblong" (bahasa jawa dari tercengang). Kami diajak di area persawahan, pikir saya,"kuk masih ada ladang seluas dan seindah ini di kota yang padat penduduknya.

Dengan dipandu oleh tim OutBond yang profesional, kami siap jadi PERIA (penggembira ria).

Thanks Rekan Rekanita Kota Malang. Kapan-kapan agendain lagi ya... ^_^
Salam BBB dari Rekan Rekanita Kota Kediri.




Jumat, 08 April 2016

JALIN SILATURAHMI, PENGURUS PC IPNU IPPNU KOTA KEDIRI RUTINAN DOOR TO DOOR



Moment bertemu dengan alumni seperjuangan adalah moment yang sangat dinanti. Karena banyak sekali kisah yang ingin didengar sebagai penguat perjuangan di kala banyak sekali terjatuh dari batu sandungan saat proses berjuang. Apalagi menegakkan sebuah janji di atas muka bumi atas nama isla ataupun dakwah tidaklah mudah. Jangankan olok an, ketawaan dari orang-orang seolah mendukung tapi menjatuhkan pun sering dirasakan.
Nah… inilah yang menjadi kan kami penguat untuk berani menyampaikan rasa rindu, balutan semangat dari tokoh masa lalu untuk pejuang masa kini. Menyampaikan keinginan kami untuk bisa duduk bersama dan lebih lama bercerita. Walaupun endingnya kami yang menerima ratusan sanggahan atas kegagalan program di masa satu tahun yang lalu, “tak apalah” memang itu salah kami yang teledor dalam setiap keputusan untuk disepakati.
Menggelar rutinan pengurus adalah hal wajar di setiap organisasi, tapi kali ini kami mencoba hijrah untuk tempat berkumpul. Awalnya kantor IPNU IPPNU yang berada di lantai 1 kantor PCNU menjadi tempat rutin kami bertemu setiap malam jumat, kini berpindah.
Rumah rekan Catur, menjadi percobaan untuk pindah tempat rutinan kali ini dan berhasil. Akhirnya disepakati bahwa setiap dua minggu sekali rutinan berpindah di rumah alumni PC IPNU IPPNU Kota Kediri. Selingan malam jumat satunya adalah tetap di kantor PC IPNU IPPNU Kota Kediri.
Suguhan istimewa dari Rekan Catur adalah sambutan oleh calon pengurus Ranting Kemasan, adek-adek TPQ Al Falaah dengan kepiawaian mereka menabuh dan melantukan barzanji sekaligus beberapa baris Diba’iyah. Terkenang dan terasa, kami pun menjadikan ini sebagai bekal semangat untuk program yang akan datang di hari nanti J.
Pertemuan kedua pun dilangsungkan malam itu, di rumah rekan Imam Muslih lebak Tumpang (alumni ketua PC IPNU periode 2007-2009). Susunan acara sederhana, diba’an dilantunkan kemudian doa dan mulai pembahasan agenda.
Malam pun mulai larut, kang Muslih mencoba member gambaran tentang pengkaderan di IPNU IPPNU dan membahas banyak sekali permasalahan yang kita tanyakan untuk program lebih baik di masa akan datang. Tak banyak pujian, tapi itulah kenyataan. Mencoba mengintrospeksi diri dan melejitkan semangat lebih baik lagi. Semoga istiqomah untuk door to door yang akan datang.
Mari silaturahim, merekatkan semangat, merekatkan ukhuwah dan menyambungkan do’a J. Selamat Belajar, Berjuang dan Bertaqwa J. Nantikan episode alumni selanjutnya, alumni yang mau ditempati bisa request di nomer pengurus atau ketua PC IPNU dan IPPNU Kota Kediri J. (red/Hesty)